Jumat, 19 November 2021

Jumat (19/11/2021) kemarin, diajak oleh Iqbal (desainer grafis AwfaMedia) nobar film Perjalanan Pertama karya Arief Malinmudo di Cinema XXI Palembang Square. Ada tiket gratis nonton film itu yang disediain oleh komunitas Standup Commedy Palembang. 

Lumayan pikir saya. Ada kesempatan untuk 'mempelajari' keadaan bioskop sebelum mengajak Fathir nonton film Spiderman : No Way Home Desember nanti. Maklumlah, sudah lama sekali nggak ke bioskop. Agak minder kalo sendirian nonton.

Jadilah seusai jam kantor, kami bertiga, yakni aku, Iqbal dan Wanto meluncur ke mal modern kedua di Palembang setelah International Plaza (IP) itu.

Three Musketeers : Me, Wanto dan Iqbal

Tiba jam 16.20-an, buru-buru kami ke lantai IV. Dan beruntung, begitu kami sempurna menempati tempat duduk, film pun diputar pada pukul 16.30.

Mulanya nggak juga ngeh sih film apa yang bakal ditonton. Soalnya, cuma ngeiyain aja ajakan Iqbal. Mumpung gratis. Hehe.. 

Mengutip langgam.idfilm Perjalanan Pertama ini merupakan hasil kerjasama dua rumah produksi dari dua negara, Mahakarya Pictures bekerja sama dengan D'Ayu Pictures dari Malaysia.

Film ini dibintangi dua aktor utama dari dua negara dan dari dua generasi.

Perjalanan Pertama menceritakan kisah hubungan cucu, yang diperankan oleh Muzakki Ramdhan dan kakeknya, yang diperankan oleh Ahmad Tarmimi Siregar, aktor asal Malaysia.

Cukup seru ditonton. Ntar, kapan-kapan akan review dalam postingan lain.

Pengalaman Pertama Nonton di Cinema XXI

Saya ngaku deh, sudah puluhan tahun nggak masuk bioskop. Apalagi bioskop di Palembang, belum pernah sama sekali. Cuma pernah nonton di Sekayu - tempat kelahiran saya. Itupun lupa jumlahnya, dua atau tiga kali. Pertama kali, waktu nonton bareng kawan sekolah SD rame-rame di Bioskop Perjuangan Sekayu, ditemani oleh beberapa orang guru. 

Trus, selanjutnya lupa waktunya. Ekonomi dan kebiasaan keluarga saat itu, tidak memungkinkan kami untuk sengaja menonton ke bioskop.

Uniknya, meski sudah hijrah ke Palembang tahun 1997 di usia 15 tahun sampai di tahun 2021 ini, saya tidak pernah datang ke bioskop. 

Padahal, kalau mau, saat itu kawan-kawan seusia saya pas sekolah maupun kuliah, hobi banget nonton rame-rame. Yang pacaran juga ujung-ujungnya bawa gebetan-nya nonton bioskop terus makan-makan di kaefsi

Sementara saya, lebih suka menghabiskan waktu mendengarkan radio, menyetel musik atau ngegambar kalo di kosanKalaupun ke pusat keramaian, paling ke toko kaset, Gramedia dan diakhiri ke JM Plaza buat beli camilan, buku tulis atau alat gambar. 

Nggak minat sama sekali ke bioskop, nonton konser atau festival musik. Padahal saya suka sekali dengan musik. Salah satunya musik Slank. Dan boleh dikata saya termasuk Slankers. Hapal lirik album pertama sampai album ke tujuh - gegara kakak mengoleksi kasetnya. Tapi ya gitu, sebatas peminat musiknya Slank saja. Tidak termasuk kumpul-kumpul, jumpa fans dengan Kaka dan Bimbim, apalagi sampai bergaya hidup seperti slankers pada umumnya.

Keliyengan

Nah, karena nggak pernah masuk bioskop di era modern twenty one seperti sekarang ini. Jadinya, pas masuk kemarin bener-bener kagok. Saya kan orangnya pemabuk kalo naek kendaraan. Makanya, begitu masuk, duduk dan layar mulai play, saya kok merasa keliyengan kayak masuk mobil ber-AC dan tertutup gitu. Benar-benar nggak nyaman. 

Apalagi saat shoot di layar bergeser ke kiri, saya merasa deretan kursi di depan kayak bergeser ke kanan. Atau ketika kamera bergeser cepat mengikuti gerak tokoh, tambah puyeng rasanya kepala ini. 

Saya perlu waktu cukup lama untuk beradaptasi dengan kondisi yang ada. Sampai, saat saya mulai larut dengan alur cerita film, barulah aku mulai terbiasa. Haha.. dasar katrok!   

Begitulah pemirsa, pengalaman nonton bioskop setelah tigapuluhan tahun tidak pernah lagi masuk bioskop. 

Tabik! 




Pakdezaki . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates