Selasa, 27 Desember 2016

 Lrg H Abdul Roni Palembang
Mushalla Nurul Iman 1 
Saya nggak tahu harus ngasih judul apa untuk tulisan kali ini. Tapi, biar mudah saja, saya tulis nama lengkapnya Mushalla Nurul Iman 1 - Lrg H Abdul Roni Palembang. Mushalla ini - sesuai dengan nama yang ada di planknya, terletak di Lorong H Abdul Roni, sebuah gang kecil strategis yang menghubungkan antara Jl Jendral Sudirman dengan Jl Kol Atmo.

Lorong ini menjadi jalan utama bagi mereka yang ingin pergi ke Gramedia Palembang. Karena, persis di ujung mulut lorong, berdiri gedung Gramed (sebutan kami dulu) yang semasa sekolah dan kuliah dulu, tempat nongkrong yang paling asyik untuk membaca buku gratis hehe..

Jadi ceritanya, Mushalla ini sudah ada sejak lama dan tidak tahu kapan pertama kali didirikan. Dan yang pastinya, sejak tahun 1997 sudah ada. Ya, karena pada tahun itu, saya hijrah ke Palembang untuk meneruskan pendidikan ke SMAN Plus 17 Palembang.

Tempat ini menjadi tempat singgah (shelter) jika saya main ke Gramed Palembang. Begitu juga ketika saya kuliah di Unsri kampus Inderalaya, tempat ini setia menjadi tempat singgah saat baru datang untuk shalat Zuhur dan Shalat Maghrib saat akan pulang ke Layo.

Apalagi, tak jauh dari mushalla, ada warung nasi kecil Mak'e yang dijaga bersama dua anaknya, Desi dan Maman. Menunya mewah untuk ukuran anak kos, namun harganya terjangkau. Saya sering makan di situ. Sekarang warungnya masih ada, dan hanya dijaga oleh anak-anaknya. Karena Mak'e - menurut cerita anaknya, sudah sepuh dan memilih jualan di dekat rumahnya saja yang terletak di kawasan Kantor Walikota Palembang.

Kita mah di tahun-tahun itu biasa saja, pulang pergi Palembang-Inderalaya dalam satu hari bolak-balik hingga 2-3 kali, menumpang bus mahasiswa. Padahal jaraknya 32 km lho. Kalo dulu, 40 menitan saja sekali tempuh. Tapi kalo sekarang, mana berani pulang seusai maghrib ke Inderalaya. Bisa-bisa jam 10 malem baru bisa nyampe ke Simpang Timbangan KM 32 Inderlaya.

Jalannya macet Vrooh.. Apalagi rawan kecelakaan dan begal.

Nah, setelah sekian lama nggak main ke Gramed Atmo (seringnya ke Gramed Palembang Square) jadinya, jarang juga shalat di Mushalla ini. Maka pada Jumat (23/12/2016), saya terkaget-kaget dengan kondisi bangunannya yang sudah berbeda sekali.

Suasana di dalamnya sudah terang, asri dan adem.
Ya, sebut saja modern begitu. Karena sudah sangat jauh dari kesan kumuh dan -maaf- jorok. Sebagaimana stereotype kebanyakan mushalla  di Palembang.

Saya ingat benar, dulu Mushalla ini berbau apek. Mungkin kondisi lingkungannya yang lembab. Lantainya masih tegel biasa. Sedangkan lantai luar, tempat wudhu dan WC masih lantai semen acian. Belum lagi, ceceran air yang tidak tertampung, larut dengan pasir dan kotoran yang berasal dari alas kaki para pengunjung Mushalla.

Ditambah, bekas bungkus permen, tisu bekas, puntung rokok hingga rambut yang rontok. Hiii, bikin tambah baper, jorok! Malu ah, sebagai muslim yang dianjurkan untuk menjaga dan mencintai kebersihan, kita sering kali lupa untuk menjaga kebersihan Mushalla - yang notabene adalah tempat ibadah juga.

Sebenarnya sih, ini bukan ulah dari pengunjung Mushalla. Tapi lebih disebabkan, karena dipakai oleh sopir dan kernet buskota yang numpang kencing saja di Mushalla itu. Nggak sholat. Sayangnya, sudahlah numpang kencing, tidak disiram sempurna pula.

Yah, namanya juga orang ngejar setoran. Kencing saja seperti orang terkencing-kencing. Eh?

Tapi kan, kasihan sama penjaga mushalla yang ketiban ngurusin bekas kencing yang belepotan tak tentu arah dan jamaah mushalla yang benar-benar ingin shalat di sana..

Belum lagi dengan WC-nya.

Dulu, WC mushalla itu, semacam bangunan tambahan alakadarnya, berada di samping mushalla. Dengan bak air yang entah berapa kali dikuras setahunnya. Sehingga, jika air mati, yang tersisa adalah air kotor bercampur dengan material tidak karuan yang terdapat di dalam dasar bak.

Kalau bukan terpaksa buang air kecil di sini, saya teh ogah!

Belum lagi, lobang WC nya yang cuma petak segi empat dan ketinggiannya tidak beda jauh dengan lantai semen di sekitarnya. Belum lagi, jarak 'lobang ajaib' itu dengan bak yang kurang lebih ada 1,5 - 2 meter. Kan jauh.. Gimana kalo lagi BAB? Hii.. bayangin aja deh, :D

Tapi itu dulu. Sekarang, Mushalla Nurul Iman I - Krg H Abd Roni sudah berubah bersih. Penampakannya bisa dilihat di bawah ini.

Tempat wudhunya sudah dikeramik dan bersih 
Pintu kecil itu tempat WC-nya sekarang. Lebih manusiawi 
Tempat wudhu sudah rapi jali, dikeramik dan diberi banyak keran wudhu. Begitu juga dengan WCnya. Walaupun ukurannya menyusut, hingga hanya 1x1 meter saja, namun sudah sangat manusiawi. Sudah nyaman lah untuk urusan buang hajat.

Saya belum mengkonformasi, apakah mushalla ini mendapat bantuan dari pemerintah untuk merenovasinya ataukah ada donatur tunggal. Tapi yang pasti, saya sangat berterima kasih bagi mereka yang peduli.

Saya berdoa, semoga amal kebaikan mereka menjadi amal jariyah dan diberi kelapangan rezeki, amin- allahumma amin! (*)

4 komentar

Kakak sejak dari tahun 1993, kelas 6 sd, sering ke sini pas "minggat" kursus bhs inggris di syailendra.terimo kasih sdh ngingetke

REPLY

Samo-samo kak. Mushalla ini pasti jadi kenangan utk byk orang. Senang bae, skrg kondisinyo sudah bagus dan bersih.

REPLY

Aku cuma inget, waktu balek dari Gramed nak ngulang ke Layo pas waktu Ashar. Numpang sholat samo lanjut ngunyah Pempek Panggang di bibir gang deket Gramed.

Eeh di poto itu, ado mamang tukang pempek. Laju laper....

REPLY

Hehe.. Jadi tekenang galo yo dengan Mushalla ini.
Secaro tempatnyo strategis..

REPLY

Pakdezaki . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates