Kamis, 06 April 2017


Era 90-an akhir, kata perpustakaan identik sebagai tempat "angker". Sepi, sunyi, lembab dan terpinggirkan. Hanya orang-orang introvert saja yang betah berlama-lama di sana.

Padahal, anggaran pembangunan perpustakaan di suatu daerah biasanya digelontorkan dalam jumlah besar dan mampu menghadirkan gedung yang megah, terletak di tengah kota dengan tenaga pustakawan yang mumpuni dan lainnya.

Tapi, tetap saja image syerem itu melekat. Lorong-lorong rak buku yang tinggi menjulang, sunyi, mengeluarkan bau tak sedap dari ribuan halaman buku yang berjuang keras melawan gilasan roda zaman, agar tidak lapuk, karena jarang disentuh.

Sungguh benar-benar pencitraan yang horor kala itu.

Belum lagi jika masuk ke ruangan koleksi akademi. Ruangan sempit dengan koleksi karya ilmiah yang berjubel dengan warna cover yang tidak menarik, rasanya makin menambah paranoid.

Sudah dapat dipastikan. Waktu itu, yang datang ke perpustakaan - utamanya perpustakaan kampus, ada dua. Kalau tidak mahasiswa baru - yang penasaran dengan bangunan-bangunan 'unik' di kampusnya. Atau, mahasiswa tingkat akhir yang berburu judul-judul buku dan glossarium, guna melengkapi catatan kaki skripsi dan tugas akhirnya.

Tapi itu dulu..

Karena, kini perpustakaan telah mampu memoles dirinya menjadi lebih cantik, menarik dan menyenangkan. Ruangan full AC, koleksi yang lengkap, fasilitas yang semakin canggih hingga ragam kegiatan yang interaktif dan penuh kreatifitas.

Salah satunya yang ingin saya bahas dalam tulisan kali ini adalah Perpustakaan Universitas Syiah Kuala yang terletak di JL. T. Nyak Arief Kampus Unsyah Kecamatan Syiah Kuala, Kopelma Darussalam, Banda Aceh.

Jantung hati Unsyiah yang telah membuat banyak mahasiswa yang jatuh hati.

Sekilas tentang Perpustakaan Unsyiah

Gedung Unsyiah Library (Foto: Detak-unsyah)


Pustaka Unsyiah memiliki sejarah panjang sebelum menjadi lebih modern seperti sekarang ini. Umurnya saja sudah 47 tahun, terhitung sejak didirikan pada 1970 silam. Mulanya, Pustaka Unsyiah ia bagian dari gedung Fakultas Ekonomi Unsyiah. Namanya juga tahun-tahun awal, banyak keterbatasan dan tantangan yang harus dilalui oleh para pendiri.

Kemudian, tahun 1980, status Pustaka Unsyiah kala itu sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT). Masih menjadi semacam badan pembantu dengan kewenangan dan ruang gerak yang tentu saja sangat terbatas.

Lalu, 14 tahun kemudian, atau tepatnya April 1994, Pustaka Unsyiah diberi kesempatan untuk mengembangkan diri. Hal ini tertuang dalam Surat Keputusan Rektor No. 060 tahun 1994, yang salah satu isinya adalah menyatukan semua perpustakaan tingkat fakultas dan jurusan, yang ada dalam lingkup Unsyiah ke dalam satu wadah UPT Perpustakaan.

Dan mengakomodir koleksi buku yang jumlahnya puluhan ribu itu, disiapkan pula gedung baru yang megah dengan aneka fasilitas penunjang. Gedung itu sendiri kini berdampingan dengan gedung Kantor Pusat Administrasi (KPA) Universitas Syiah Kuala.

Hingga kini, Pustaka Unsyiah terus memperbaiki pelayanan dan melakukan lompatan inovasi mengagumkan. Sehingga tak heran, jika kemudian Pustaka Unsyiah diganjar dengan akreditasi Nasional A dari Ban-PT dan Sertifikat Internasional ISO 9001 : 2008 pada tahun 2013.

Lalu di tahun 2016, perpustakaan tersebut kembali mendapat akreditasi A yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional RI.Sebuah pengakuan prestisius di bidang kepustakaan bagi Unsyiah Library yang berada di ujung Barat Indonesia tersebut.

Sumber : Akun Facebook Taufiq Abdul Gani/Kepala UPT Perpustakaan Unsyiah
via midahponggeok.blogspot.co.id
Selain itu, 'penghargaan' yang tak kalah penting lain adalah pengakuan secara subjektif dari para netizen. Mereka memberikan ulasan positif atas kualitas layanan dan fasilitas yang dimiliki oleh Unsyiah Library ini. Seperti yang tampak pada penelusuran Google di bawah ini. Rata-rata skor kepuasan yang diberikan oleh netizen adalah sebesar 4,8 dari 5 bintang.

5 Fakta Keren Unsyiah Library 

Wajar, jika kemudian, Perpustakaan Unsyiah mencatakan diri sebagai tempat yang lebih dari sekedar tempat meminjam buku. More than just a library. Begitu tag yang mereka gunakan. 

Lalu apa saja hal yang membuat mereka bisa mencapai pengakuan tersebut? Di bawah ini, saya mencatat paling tidak ada lima keunikan - yang bisa pula disebut fakta keren, yang dimiliki oleh Pustaka Unsyiah ini.

Yuk disimak. 

1. Jam Layanan yang Panjaa..ng!

Jika biasanya, perpustakaan buka selama jam kerja pada umumnya. Tapi Perpustakaan Unsyiah membuka layanannya sejak pukul 08.30 hingga 23.00 WIB. Selama 5 hari kerja. Sedangkan untuk akhir pekan, jam bukanya menyesuaikan menjadi Sabtu (08.30 - 18.30 WIB) dan Ahad (14.00 - 18.30 WIB).

Makanya tak heran, jika kamu akan menemukan pemandangan seperti di bawah ini. Parkiran motor terlihat berlapis-lapis di halaman Perpustakaan hingga tak jarang meluber hingga ke halaman Rektorat saat malam hari. 

Parkir motor pengunjung perpustakaan sampe tumpeh-tumpeh ke halaman Rektorat Unsyiah. (Foto : Instagram/upt_perpustakaan_unsyiah)
2. Bisa meminjam hingga 7 buku sekali pinjam

Ini lebih keren lagi. Kalau biasanya yang saya tahu, jumlah buku maksimal yang bisa dipinjam adalah tiga buku saja. Maka, sejak 1 April lalu, UPT Perpustakaan Unsyiah ini memberikan kebebasan untuk meminjam hingga 7 buah buku. Dengan batas waktu sekali pinjam selama dua minggu, dan dapat diperpanjang lagi selama satu minggu.

Apa nggak keren tuh?

Permasalahan ini, mengingatkan saya saat harus mencari banyak referensi sewaktu tengah menyusun skripsi S-1 dahulu. 

Mau pinjam banyak tidak boleh, sedangkan hape belumlah dilengkapi dengan kamera berkualitas HD seperti sekarang ini. Sehingga tidak bisa jeprat-jepret halaman-halaman yang dibutuhkan. Akhirnya jalan keluarnya ya difotokopi. Mau tak mau, biaya belajar pun bertambah.  


3. Terbuka pula keanggotaan untuk masyarakat umum

Selain keanggotaan untuk karyawan dan mahasiswanya, Perpustakaan Unsyiah juga memberikan kesempatan bagi masyarakat luas untuk menjadi anggotanya. 

Saya kira ini amatlah bagus, karena Unsyiah Library tak menikmati sendiri eksklusifitas perbendaharaan buku. Memberikan peluang untuk sama-sama mengakses fasilitas akademis, dalam hal ini buku-buku dan karya akademis lainnya. Semangat inklusifitas dan egality di dunia pendidikan.

Apalagi, setelah menjadi anggota, kita mempunyai hak yang sama dengan anggota yang berasal dari kalangan mahasiswa dan internal kampus lainnya. Kamu berminat? Silahkan mengunjungi alamat berikut ini : Daftar di Sini, untuk mengetahui syarat dan ketentuan yang dibutuhkan. 

4. Proses Peminjaman dan Pengembalian Buku Bisa dilakukan secara mandiri


Hal yang menyenangkan dari proses peminjaman di Perpustakaan Unsyah adalah semua bisa dilakukan secara mandiri. Begitu juga pengembalian. Hal ini tak lepas dari keberadaan sistem dan perangkat yang sudah computerized dan terkoneksi secara online.

Alhasil, untuk urusan pinjam-meminjam buku, tidak membutuhkan banyak waktu. Cepat dan ringkas. Agenda ke Perpustakaan bisa dilanjutkan dengan kegiatan lain yang bermanfaat.

Proses peminjaman mandiri
5. Inovasi Tiada Henti untuk Terus Memberikan Nilai Tambah 

Mahasiswa dan buku itu ibarat ikan dan air. Sedangkan Perpustakaan adalah akuariumnya. Mahasiswa tidak akan bisa hidup tanpa buku. Dan sebaik-baik tempat untuk mendapatkan buku adalah perpustakaan. Faktor utamanya, selain koleksi buku yang lengkap juga berbagai jurnal ilmiah lebih mudah ditemukan di Perpustakaan.

Kegiatan relax and easy yang turut menghidupkan suasana perpustakaan (Foto: Facebook UPT Perpustakaan Unsyiah 
Pihak Unsyiah Library menyadari akan hal itu dan terus melakukan inovasi - baik dari segi kualitas pelayanan maupun memberikan nilai tambah berupa aneka kegiatan kemahasiswaan yang tak jauh dari dunia mahasiswa dan kepustakaan. Di antaranya, pemilihan duta baca, literasi informasi, harmoni kampus, relax and easy dan kegiatan lainnya. 

Kegiatan yang dekat dengan dunia kreativitas dan penambahan wawasan literasi bagi seluruh civitas academica Universitas Syiah Kuala.

Sehingga tak heran, jika kemudian suasana perpustakaan terus semarak dan menyenangkan sepanjang hari hingga lanjut ke malam hari. Karena banyak hal yang bisa dilakukan di Unsyiah Library, lebih dari sekedar aktivitas pinjam-meminjam buku.

Penutup

Di akhir tulisan, bolehlah jika saya mengutip ucapan Ustadz Yusuf Mansyur, "Jangan jauhkan pencinta dunia dari akhirat". Begitu juga dengan para mahasiswa. Jangan jauhkan mahasiswa dari dunianya : akademi, pergaulan dan kreativitas.

Suasana perpustakaan Unsyiah di kala malam hari. (Foto: Faceook / UPT Perpustakaan Unsyiah)
Inovasi yang dilakukan oleh UPT Perpustakaan Unsyiah ini, menurut hemat saya, dalam rangka memberikan nilai tambah bagi perpustakaan. Sehingga nantinya, perpustakaan tidak lagi dipandang sebagai sekedar tempat buku-buku berat dan jurnal tebal. Melainkan, menjadi tempat nongkrong yang asyik, dan mendekatkan mahasiswa kepada buku.

Sehingga secara sadar, mahasiswa akan dekat dan betah berada di perpustakaan yang notabene menyimpan banyak harta karun pengetahuan di dalamnya.

Semoga, hal inovatif dan positif seperti ini bisa segera ditularkan kepada perpustakaan kampus-kampus lain di tanah air. (*)  




1 komentar:

Pakdezaki . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates