Kamis, 22 November 2018

Sini Vroh, saya mau cerita.

Jujur saja, saya tidak punya mimpi sama sekali bahkan membayangkan pun tidak. Jika hari ini, saya ‘terpilih’ utuk menjalani profesi sebagai editor dan pengunggah berita di laman portal berita. Sekaligus pula, merangkap pekerjaan sebagai graphic visualizer dalam kurun waktu 24 jam yang sama.


Tidak pernah.

Mana ada dulu yang namanya pengupload berita. Mengoreksi kata dan redaksional berita sebelum kemudian dinaikkan ke website?

Makanya, ketika ada yang nanya saya kerja di mana. Dari sepuluh orang nanya, bisa jadi saya berikan sepuluh jawaban yang berbeda. Fiuh..

Mulai dari ilustrator, desain grafis, editor, news uploader, layout man, blogger, publisher, web administrator, kartun, karikatur, vector art, penulis konten dan lain-lain. Semuanya saya jabanin secara online.

Flashback dikit, jelang akhir SMA, berdasar informasi singkat di televisi waktu itu, bahwa Indonesia tengah membutuhkan banyak insinyur. Sedangkan insinyur ini, kuliahnya di Fakultas Teknik. Maka mendaftarlah saya ke UMPTN mengambil jurusan Teknik Mesin, dan ya lulus..

Tapi, nasib dan minat mengantarkan saya bekerja sebagai seorang ilustrator di sebuah suratkabar lokal dan amil zakat di salah satu lembaga kemanusiaan di Palembang. Jadi, benar-benar gak kepikiran jika kemudian suratan takdir menggeser saya dari jalur insinyur menjadi ilustrator.

Soal jalur nasib siapa yang tahu. Manusia boleh berencana, Tuhan yang menentukan.

Beruntung pada saat itu, adalah masa kelahiran internet broad brand menggantikan internet dial up. Sehingga, saya bisa mulai menjelajahi internet kecepatan tinggi untuk mulai mencari penghasilan secara mandiri via online.

Sampai kemudian, saya memutuskan untuk resign satu per satu dari berbagai pekerjaan reguler dan memilih menjadi seorang freelancer. Ya, saya memilih untuk membuat zona nyaman sendiri. Apalagi, perkembangan teknologi saat ini sudah sangat mendukung untuk menjadi seorang freelance full time.

Sejak resign per tahun 2011, satu persatu alat kerja saya lengkapi secara mandiri. Modem dulu, lalu beli PC sendiri, scanner dan printer dari project pekerjaan ngartun, dari kawan yang kerja di BUMN. Lalu, rezeki bujang soleh dapat hadiah laptop, ipad dan smartphone dari lomba dan seterusnya.

Ya, semuanya bisa saya peroleh dari aktivas kerja di era digital. Istilah saya, Delima alias D5 : Duduk Depan Desktop Dapet Duit. Muehehe..

Tahun-tahun berikutnya, secara paralel saya juga melepaskan beberapa pekerjaan yang mengikat. Dan satu niatan yang saya pegang waktu itu adalah mewujudkan work from home. Bekerja dari rumah. Atau tepatnya bekerja darimana saja. Asalkan dekat dengan keluarga, fleksibel mengatur jam kerja, dan yang pastinya, ikut bertumbuh kembang bersama anak-anak.

Alhamdulillah, berkah era digital, kini saya sudah 100% full digital life freelance. Order pekerjaan masuk via telpon dan Whatsapp. Detail order dikirim via email atau GDrive. Pengerjaan sudah berlangsung di laptop dan smartphone – mulai dari editing, upload berita, hingga desain grafis.

Kata anak-anak publisher, Kerja Sarungan Penghasilan Karungan. Saya mah baru sampe : Kerja Pake Kolor, Masih Bisa Bayar Motor. Haha…

Ngomong-ngomong soal era digital, yah kita memang tidak bisa mengelaknya. Apalagi sampai menolak. Tentu kita masih ingat bagaimana awal-awal dulu, masa-masa ojek online mulai beroperasi. Gontok-gontokan melulu. Selalu saja muncul berita persekusi pengemudi ojek online saat lewat di wilayah ojek pangkalan. Besok-besoknya, giliran pangkalan ojek malah diserbu kawanan ojek online, sebagai bentuk tindakan solidaritas (baca=balas dendam).

Pemerintah sampai pusing tujuh keliling memikirkannya. Menjadi juru damai, memberi sanksi sampai mengeluarkan Peraturan Menteri.

Tapi kini?

Nggak ada lagi cerita itu. Malah semuanya kayak melebur. Banyak ojek pangkalan yang akhirnya ikut mendaftar jadi ojek online. Malah, bisa ambil kredit motor baru dari penghasilan narik ojek online.

Sementara ojek online pun nggak masalah ikut mangkal. Jadi kalo bahasa saya, saking meleburnya kedua entitas ojekers tersebut, malah sekarang lebih banyak pangkalan ojek online! Lihat saja di jalan, mangkalnya malah di mana-mana. Hihihi…

Artinya apa?

Perubahan tidak bisa kita lawan. Apalagi itu jika menyangkut teknologi. Tidak ada yang abadi, kecuali perubahan itu sendiri. “There is nothing permanent, except change” – kata Heraclitus, filsuf Yunani. Berubahlah sebelum kamu dipaksa berubah. “Change before you have to” – ujar Jack Welch.

Dan inilah masa di mana secara kasat mata, manusia-manusianya sudah beralih dari generasi baby boomers (1940) menjadi Generasi Y (1960), segera berganti menjadi Generasi X/Milenial (1980). Dan tantangan ke depan akan diisi oleh Generasi Z (2000).

Jika kita tidak bisa mempersiapkan diri dalam gerak cepat teknologi digital, maka kita akan hanya duduk manis menjadi penonton saja. Jangan lagi berfikir untuk melamar pekerjaan, di saat sudah banyak sekali jenis pekerjaan mandiri yang bisa di-apply sendiri. Mencipta, berkreasi dan inovasi agar tidak mati dalam persaingan.

Lalu, selain profesi ojek online, kira-kira apalagi ya profesi seru yang baru muncul di era digital ini?

1. Social Media Manager

Jika era baby boomers dan Generasi X, manager adalah mereka yang berkutat di meja nan lebar segi empat, memakai jas berdasi menghadap layar komputer dari balik kacamata minus dan setumpuk kertas berisi laporan dan analisa. Maka Social Media Manager justru dikuasai oleh anak-anak muda berpenampilan segar dan modis.

Cukup bermodal laptop dan duduk manis di sudut cafe, ia mulai melakukan aneka pekerjaan analitis terkait perkembangan sosial media dan memikirkan strategi ke depannya. Keren kan?

2. Digital Music Creator

Indonesia baru merasakan berkah internet 4G, di saat perkembangan teknologi di luar negeri sudah memikirkan loncatan teknologi 6G. Meski demikian, berkah 4G tadi begitu dinikmati sebagai masanya konten video. Bermunculanlah video-video orisinil nan kreatif. Bukan sebatas konten video yang ciamik, tetapi juga sound musiknya juga yang menyegerkan mood.

Ya, profesi digital music creator pun menjadi menarik untuk dilakoni. Karena, semakin banyak orang yang ingin mendapatkan musik secara eksklusif. Dan tidak semua orang bisa membuatnya.

3. Food Blogger

Yang ini menjadi pekerjaan terenak di era digital. Seru-seruan icip-icip makanan enak di tempat-tempat baru, dibayar pulak. Gimana nggak ngiri tuh?

Ya, disebut terenak karena memang pekerjaannya nggak jauh dari makanan enak, minuman lezat dan tempat nongkrong yang seru. Sebelum makan, foto-foto makanan dari berbagai sudut. Terus dicicipin, dinikmatin suasana tempatnya – terus ditulis. Upload di blog lalu dapet duit. Ah, benar-benar enak kan?

4. Mimin/Admin

Contoh twit dari admin @_TNIAU yang kerap disapa dengan Airman. (Foto: Twitter)
Pernah liat akun twitter milik instansi pemerintah macam BMKG dan TNI AU? Kocak bukan. Nah, itu adalah hasil kerjaan sang admin akun.

Kebayangkan kalo twit atau postingannya kaku dan hanya memberikan data-data angka saja. Alangkah membosankannya..

Nah, di tangan admin, twit menjadi lebih segar, menghibur, interaksi menjadi lebih hidup, follower bertambah dan masa depan sang admin pun cerah.

Itulah fungsi dan tugas seorang admin. Sebuah pekerjaan yang tidak ada di zaman dulu. Bertugas mengawal akun sosial media sebuah brand atau korporat. Menyiapkan informasi rutin, diolah menjadi lebih segar dan menjawab dengan santai.

Hanya bermodalkan smartphone dan kuota serta keahlian memilih diksi kata dan copy writing, sang admin pun mulai beraksi!

5. Digital Marketer


Ilustrasi bidang garapan seorang Digital Marketer
Untuk pekerjaan yang satu ini, juga baru di era digital ini. Bahkan, dari bidang inilah banyak terlahir jutawan-jutawan baru di usia belia karena kemampuan mereka menjual barang. Kebanyakan mereka menjual bukan barang milik sendiri. Mereka berkongsi dengan perusahaan-perusahaan yang menyediakan kesempatan untuk menjadi reseller atau malah affiliate marketer.

Dengan keahlian yang cukup mumpuni untuk mengolah data yang didapat dari sosial media dan search engine, tak heran jika dunia internet seakan tambang emas bagi mereka.

6. SEO specialist

Internet adalah search engine. Search engine adalah internet itu sendiri. Maka, menduduki peringkat pertama di pencarian search engine macam Google, Bing, Yandex dan lainnya adalah mata uang paling berharga di dunia online. Alhasil, muncullah apa yang dinamakan sebagai Seacrh Engine Optimization (SEO) yakni semacam ilmu teknis yang berkaitan dengan algoritma Google.

Di mana dengan memainkan beberapa parameter tertentu, maka kata kunci yang ingin kita jual, akan menempatkan produk kita di urutan pencarian pertama, atau yang dikenal sebagai SERP alias Search Engine Rank Position. Para SEO specialist ini tentu saja mendapatkan gaji yang sangat tinggi jika ia direkrut oleh perusahaan.

7. Youtuber



Profesi satu ini, sekarang lagi naik daun. Banyak yang mencoba peruntungan dengan terjun membuat channel dan menerbitkan konten kreatif di dalamnya. Sasarannya adalah untuk mendapatkan subscriber dan viewers yang banyak biar dapat meningkatkan pendapatan mereka via Youtube.

Semua setara di media daring berbagi video ini. Nggak peduli apakah kamu balita atau artis, semua berkesempatan untuk menjadi artis Youtube. Ada yang sudah berusaha mati-matian membuat konten yang bagus. Sudah mengeluarkan modal jutaan rupiah. Etapi, viewers-nya malah kalah dengan video bocah yang lagi melakukan amboksing coklat stik yang dibeli di warung sebelah. Gimana nggak nyesek tuh?

8. E Sport Athlete


Para atlet Esport yang berlaga di Asian Games 2018 untuk game Arena of Valor (Foto: Bola.com)
Nah, yang ini super-super baru! Bahkan saya sendiri sempat melongok, pada gelaran Asian Games 2018 silam cabang olahraga E Sport dipertandingkan! Setidaknya ada enam gim yang dimainkan dalam perhelatan olahraga terbesar di Asia itu, yakni Arena of Valor (AOV), Clash Royale, League of Legends, Star Scraft II, Heartstone, dan PES 2018

Wah, kalo sudah muncul di arena olahraga tingkat dunia, berarti ini mah serius banget.

Meskipun saat itu masih dipertandingkan sebatas eksibisi saja, namun cukup membuka banyak mata, bahwa bermain game tidak selamanya hasilnya negatif. Asal kamu menseriusinya, kamu akan bisa!

9. Web Programmer

Meskipun arus dunia digital dan online sudah mengerucut menjadi lebih ringan dan mobile namun keberadaan sebuah website tidak dapat dinafikkan. Ia adalah landingpage paling sempurna dari setiap aktivitas online. Di sanalah segala bentuk database diinapkan.

Sehingga profesi web programmer/web developer tidak dapat dipandang sebelah mata. Seiring terus diperbaruinya aneka macam CMS (Content Management System), plugin, widget dan semacamnya, maka web programmer adalah sosok istimewa karena ia akan terus belajar sepanjang masa, tak bosan mengoprek kode-kode HTML. Wajar jika pekerjaan ini termasuk jenis pekerjaan yang dibayar mahal di tanah air!

10. Data scientist


Ilustrasi Big Data
Nah, kalo profesi yang satu ini, muncul sebagai akibat konsekuensi logis dari era big data. Yakni, begitu banyaknya data dan informasi yang kita terima, namun tidak semuanya datang dalam paket-paket yang tersusun rapi. Dan tidak semuanya kita butuhkan. Maka kehadiran seorang data scientist adalah untuk mendapatkan, memilah, dan memanfaatkan sejumlah data tertentu yang dibutuhkan.

Seperti adagium di internet. People don’t need data, they need answer.

Tentu saja, selain sepuluh pekerjaan di atas yang terkait dengan dunia digital, masih banyak pekerjaan lainnya yang ada. Namun, kamu bisa memulai dari yang dekat dengan kamu dulu. Pilih salah satu dahulu. Pelajari pelan-pelan. Fokus dan jadilah ahli di dalamnya. Era digital memungkinkan kita untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan dengan cukup duduk di depan layar laptop ataupun smartphone.

Tabik..

Pakdezaki . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates