Senin, 09 Desember 2019


Pekerja adalah mereka yang memutuskan untuk bekerja pada orang atau entitas lain, baik dalam bentuk lembaga formal maupun non-formal. Sebagai kompensasinya, mereka akan mendapatkan gaji sebagai ganti tenaga, pikiran dan waktu yang mereka curahkan untuk tempat mereka bekerja tersebut.

Bekerja di perusahaan tentu berbeda dengan bekerja 'ikut' orang. Yang pasti, bekerja di perusahaan akan memberikan lebih banyak pengetahuan dan pengalaman. Bukan semata soal kompensasi yang juga biasanya lebih baik dan lebih kompleks dibanding hanya ikut orang.

Akan tetapi, perusahaan juga mempunyai sejumlah aturan yang cukup ketat dan mengikat. Sehingga pekerja tidak punya banyak pilihan, kecuali mematuhi aturan dan tuntutan yang dikehendaki perusahaan. Baiknya, perusahaan dengan konsep manajemen modern akan memberikan reward and punishment. Sesuai dengan skala dan standar yang berlaku.

Salah satunya soal attitude pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan yang dituntut oleh perusahaan.

Berikut ini ada empat jenis karakter mental pekerja yang menjadi penilaian perusahaan. Bisa jadi salah satu atau salah duanya ada pada kita, silahkan menilai diri sendiri.

Karakter Pekerja 1 :Ahlak Baik, Kinerja Baik


Perusahaan akan mempertahankan tipe pekerja seperti ini. Jika masa kontrak akan segera berakhir, perusahaan akan mati-matian mempertahankannya. Meskipun, sang pekerja akan menaikkan posisi tawar saat mengulang proses negosiasi gaji.

Ahlak baik tercermin dari sikap saat di kantor, saat menuntaskan pekerjaan sesuai skor SOP. Ia pandai menempatkan diri, mana aktivitas pribadi dan mana tanggung jawab pekerjaan. Ia juga termasuk pekerja dengan tingkat relijius yang di atas rata-rata.

Biasanya, selalu menyempatkan diri Shalat Dhuha usai briefing pagi. Taat shalat lima waktu dan berusaha tepat waktu. Tidak suka kepo dengan urusan rekan kerja dari divisi lain. Lebih memilih menyesuaikan diri dengan target perusahaan daripada mendebat aturan yang telah dibuat.

Baginya, bekerja adalah kesempatan untuk belajar. Jika memang perusahaan sekarang sudah tidak mampu memberikan tantangan, maka ia akan lebih memilih cara terhormat untuk mundur daripada mengumbar ketidakpuasan dan memprovokasi rekan-rekan yang lain.

Karakter Pekerja 2 : Ahlak Baik, Kinerja Kurang


Jika karakter 1, skala kinerjanya berada di angka 85-100, maka untuk tipe karakter pekerja 2 ini skalanya berada di angka 65-85. Tidak buruk-buruk amat, namun masih jauh dari harapan perusahaan.

Untuk tipe karakter 2 ini, perusahaan akan mempertahankannya. Karena, soal kinerja akan dapat diperbaiki dengan mengikutkannya dalam seminar, pelatihan, intensive coaching dan lain sebagainya.

Karena soal kinerja dan produktivitas, bisa ditingkatkan dengan mengikutkannya kepada pelatihan-pelatihan keterampilan dan peningkatan skill. Namun soal ahlak, itu adalah karakter yang telah dibentuk selama bertahun-tahun, akan sangat sulit untuk diubah. Dan perusahaan tidak mau memelihara tipe pekerja seperti ini.

Karakter Pekerja 3 : Ahlak Buruk, Kinerja Baik


Apakah perusahaan akan mempertahankan pekerja tipe 3 ini? Tergantung. Pihak human capital tentu akan mempunyai seperangkat tools untuk menilai karyawannya. Setahun - dua tahun mungkin masih bisa dipertahankan, namun tidak akan selamanya.

Pada titiknya, ahlak buruk akan menunjukkan celanya dalam kinerja. Dan ini akan menjadi semacam bom waktu bagi perusahaan. Apalagi jika karyawan jenis ini termasuk yang sudah lama bekerja di perusahaan. Akan mempengaruhi kinerja karyawan yang lainnya.

Pekerja level 3 ini, akan diminta segera mengajukan surat pengunduran diri oleh perusahaan.

Karakter Pekerja 4 : Ahlak Buruk, Kinerja Kurang


Tipe pekerja 4 ini, biasanya mereka yang sudah dianggap tidak dapat bekerjasama lagi dengan perusahaan, malas-malasan, suka protes. Tuntutannya tak lebih dari permintaan untuk naik gaji. Sementara kinerja tidak menunjukkan performa seperti yang diminta oleh perusahaan.   

Tidak ada kata lain untuk pekerja tipe 4 ini, selain dipecat. Apa yang bisa diambil? Bahkan, dalam teori manajemen modern, bukan hanya pekerjanya saja yang dipecat, manager HRD juga terancam diberikat surat teguran keras, karena masih mempertahankan pekerja seperti ini padahal sudah ada penilaian atas pekerja tersebut. (*)

*) Disarikan dari ceramah motivasi Prof DR dr Yuwono Bio Med saat doa pagi Awfa

Pakdezaki . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates